Jumat, 25 Februari 2011

konflik indonesia belanda


           Konflik Indonesia VS Belanda
Pernahkah di sekolah kalian mengadakan kegiatan ziarah ke Timan Makam Pahlawan? Kegiatan ziarah tersebut tidak harus di tempat yang Jauh. Mungkin di daerah sekitar juga ada makam pahlawan Pada setiap tanggal 10 November biasanya banyak peziarah datang ke makam-makam pahlawan, baik para pelajar maupun masyarakat dalam memperingati hari pahlawan Paitlawan.
Mengapa setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan? Peringatan itu sebagai salah satu bentuk penghargaan bangsa Indonesia terhadap kepalhlawanan rakyat Surabaya pada tanggal 10 Nopember 1945 yang merupakan tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Masih banyak lagi pahlawan-pahlawan kusuma bangsa yang telah berkorban untuk mempertahalnkan kemerdekaan indonesia. Sebab waktu itu bangsa
Indonesia lbaratnya sebagai rumah tangga yang baru, banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi. Oleh karena itu bangsa Indonesia berjuang menggunakan senjata maupun diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan sehingga tetap menjadi bangsa yang berdaulat.

A. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadunya Konflik Antara Indonesia Dan
Belanda.
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan konflik Indonesia-Belanda bagaimana peran dunia internasional dalam menyelesaikan konflik tersebut? Apa pengaruh konflik tersebut terhadap keberadaan NKRI? Dan bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan sehingga Belanda keluar dari Indonesia? Hal ini akan kita pelajari dalam bab ini agar kita mampu meneladani kebulatan tekad para pahlawan kita.
Perjuangan bangsa Indonesia semenjak proklamasi kemerdekaan hari demi hari semakin nyata hasilnya. Akan tetapi tantangan yang harus dihadapi selalu silih berganti. Seperti kita telah ketahui bahwa proklamasi kemerdekaan dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) dan dipilih Ir. Soekarno sebagai presiden, sedangkan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Perjuangan bangsa selanjutnya Indonesia semakin berat karena karena harus mempertahankan kemerdekaan dari
rongrongan kekuasaan bangsa asing.






Adapun factor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia
dengan Belanda sebagai berikut.
1. Kedatangan tentara sekutu diboncengi oleh NICA
Semenjak Jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 secara hukum tidak lagi berkuasa di Indonesia. Pada tanggal 10 September 1945 panglima bala tentara kerajaan Jepang di Jawa mengumumkan ba
pemerintahan akan diserahkan kepada sekutu dan tidak kepada pihak Indonesia. Pada tanggal 14 September 1945 Mayor Greenhalgh datang di Jakarta. Ia merupakan perwira sekutu yang pertama kali datang ke Indonesia. Tugas
Greenhalgh adalah mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang
pendaratan rombongan sekutu.
Pada tanggal 19 September 1945 pasukan sekutu mendarat di Indonesia antara lain bertugas melucuti tentara Jepang. Tugas ini dilaksanakan Komando pertahanan Sekutu di Asia Tenggara yang bernama South East Asia Command (SEAC) dibawah pimpinan Lord Louise Mountbatten yang berpusat di Singapura. Untuk melaksanakan tugas itu Mountbatten membentuk komando khusus yang diberi nama Allied Force Netherland East Indies (AFNEI) dibawah Letnan Jendral Sir Phillip Christison.
Adapun tugas AFNEI di Indonesia adalah :
1. Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran sekutu
3. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan
kepada pemerintahan sipil dan
5. Menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang
Pasukan AFNEI mulai mendarat di Jakarta pada tanggal 29 September
1945 yang terdiri dari 3 divisi yaitu :
1. Divisi India ke-23 dibawah pimpinan Mayor Jendral D.C Hawthorn yang
bertugas untuk daerah Jawa Barat.
2. Divisi India ke-5 dibawah pimpinan Mayor Jendral E.C Marsergh yang
bertugas untuk daerah Jawa Timur
3. Divisi India ke-26 dibawah pimpinan Mayor Jendral H.M Chambers yang
bertugas untuk daerah Sumatera
Pasukan-pasukan AFNEI bertugas di Sumatera dan Jawa, sedangkan untuk
daerah Indonesia lainnya diserahkan tugasnya kepadaangkatan perang Australia.
Pada mulanya kedatangan sekutu disambut dengan senang hati oleh Akan tetapi setelah diketahui bahwa sekutu secara diam-diam membawa orang-orang Netherland Indies Civil Administration (NICA) yakni pegawai- pegawai sipil Belanda maka bangsa Indonesia curiga dan akhirnya menimbulkan permusuhan.
2. Kedatangan Belanda (NICA) berupaya untuk menegakkan kembali kekuasaannya
di Indonesia.
NICA berusaha mempersenjatai kembali KNIL (Koninklijk Netherland
Indisch Leger yaitu tentara kerajaan Belanda yang ditempatkan di Indonesia).
Orang-orang NICA dan KNIL di Jakarta, Surabaya dan Bandung mengadakan
provokasi sehingga memancing kerusushan.
Sebagai pimpinan AFNEI Christison menyadari bahwa untuk melancarkan tugasnya diperlukan bantuan dari Pemerintahan Republik Indonesia. Oleh karena itu diadakan perundingan dengan pemerintahan RI. Christison mengakui pemerintahan de facto Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945. Ia tidak akan mencampuri persoalan yang menyangkut status persoalan Negara.
Dalam kenyataannya pasukan sekutu sering membuat hura-hara dan tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Gerombolan NICA sering melakukan teroro terhadap pemimpin-pemimpin kita. Dengan demikian bangsa Indonesia mengetahui bahwa kedatangan Belanda yang memboncengi AFNEI adalah untuk menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia. Oleh karena itu bangsa kita berjuang dengan cara-cara diplomasi maupun kekuatan senjata untuk melawan Belanda yang akan menjajah kembali. Konflik antara Indonesia dengan Belanda ini akhirnya melibatkan peran dunia internasionaluntuk menyelesaikannya.
B. Peran dunia internasional dalam menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda.
1. Peranan Perserikatan bangsa-bangsa
Masuknya kembali Belanda ke Indonesia dengan membonceng Sekutu ternyata berakibat konflik yang berkepanjangan antara Indonesia dengan Belanda. Untuk itu bangsa Indonesia berjuang dengan cara diplomasi maupun kekuatan senjata.Pada tanggal 25 Maret 1947 Indonesia dan Belanda menandatangani Persetujuan. Linggajati. Meskipun persetujuan Linggajati ditanda tangani, namun hubungan antara Indonesia dengan Belanda semakin memburuk. Belanda melakukan pelanggaran terhadap persetujuan Linggajati maupun perjanjian gencatan yang diadakan sebelumnya dengan melancarkan agresi militer terhadap pemerintahan Indonesia pada tanggal 21 Juli 1947. Kota-kota di Sumatera maupun Jawa digempur dengan pasukan bersenjata lengkap dan modern. Pada tanggal 29 Juli 1947 Pesawat DakotaVT-CLA yang membawa obat-obatan dari Singapura sumbangan Palang Merah Malaya (Malaysia) kepada Indonesia ditembak oleh pesawat Belanda diYogyakarta. Gugur dalam peristiwa ini di antaranya Komodor Muda Udara A. Adisutjipto dan Komodor Muda Udara Dr. Abdurrahman Saleh.
Bagaimana reaksi dunia luar terhadap tindakan Belanda yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Indonesia tersebut? Pada tanggal 31 Juli 1947 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia- Belanda ini kepada Dewan Keamanan PBB. Dalam Sidang Dewan Keamanan pada tanggal 1 Agustus 1947 dikeluarkan resolusi yang mengajak kedua belah pihak untuk menghentikan tembak menembak, menyelesaikan pertikaian melalui perwasitan (arbitrase) atau dengan cara damai yang lain.
Menindak lanjuti ajakan PBB untuk penyelesaian dengan cara damai, maka Republik Indonesia menugaskan Sutan Syahrir dan H. Agus Salim sebagai dutayang berbicara dalam sidang Dewan Keamanan PBB. Sutan Syahrir menyatakan bahwa untuk mengakhiri konflik antara Indonesia dengan Belanda jalan satu-satunya adalah pembentukan Komisi Pengawas dalam pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan
Ditambahkan pula agar Dewan Keamanan menerima usul Australia secara keseluruhan dan penarikan pasukan Belanda ke tempat kedudukan sebelum agresi militer. Usul ini didukung oleh Rusia dan Polandia. Di samping itu Rusia juga mengusulkan pembentukan Komisi Pengawas gencatan senjata.
Usul di atas didukung oleh Amerika Serikat,Australia, Brazilia, Columbia, Polandia, dan Suriah tetapi diveto Perancis, sebab dianggap terlalu menguntungkan Indonesia.
Pada tanggal 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan PBB menerima usul
Amerika Serikat tentang pembentukan Komisi Jasa-Jasa Baik (Committee of Good
Offices) untuk membantu menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda. Komisi inilah
yang kemudian dikenal dengan Komisi Tiga Negara(KTN), yang terdiri atas :
a. Australia (diwakili oleh Richard C. Kirby), atas pilihan Indonesia,
b. Belgia (diwakili oleh Paul Van Zeeland), atas pilihan Belanda,
c. Amerika Serikat (diwakili oleh Dr. Frank PorterGraham), atas pilihan Australia
dan Belgia.
Pada tanggal 27 Oktober 1947 KTN tiba di Jakarta untuk melaksanakan tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya, KTN mengalami kesulitan karena Indonesia maupun Belanda tidak mau bertemu di wilayah yang dikuasai pihak lainnya. Akhirnya KTN berhasil mempertemukan Indonesia-Belanda dalam suatu perundingan yang berlangsung pada tanggal 8 Desember 1947 di atas kapal perang Amerika Serikat “Renville” yang berlabuh di teluk Jakarta. Perundingan ini dikenal dengan perundingan Renville. Akibat dari perundingan Renville wilayah Rl semakin sempit dan kehilangan daerah-daerah yang kaya karena diduduki Belanda.


0 komentar:

Posting Komentar